Sekian tahun telah berlalu sejak kami benar – benar terpisah
satu sama lain. Sejak saat itu hingga kini aku masih dan masih merindukannya. Walaupun
telah berganti hari demi hari. Tapi tempatnya di hatiku tak pernah terganti oleh
siapapun :)
Karenanya, kutuliskan ini hanya untuk nya yang jauh di sana. Karena
tak mungkin ku ungkapkan semua isi hatiku padanya saat ini. Karena dia telah
berbahagia dengan perempuan pilihan hatinya yang baik. Sungguh, aku hanya
tidak ingin menjadi pengganggu saja dalam hubungan mereka.
Maafkanlah segala salahku ini, karena tidak pernah jujur
dengan perasaanku terhadapmu dan selalu menutupinya dengan sifat naïf dan
kemunafikanku. Kau tau, saat itu ak masih terlalu muda dan rapuh dalam segala
hal.
Aku hanya gadis muda yang polos dan lugu yang punya banyak
angan dan cita – cita yang begitu muluk. Yang menginginkan hidup di dunia yang
seperti di cerita dongeng Cinderella. Menemukan seorang pria yang dapat
mencintaiku seutuhnya, menerima segala kekuranganku dan memaklumi segala
kebodohanku. Seorang pria yang bersedia membimbingku tanpa pamrih.
Dan menjadi
pendamping hidupku disaat suka dan duka.
Tapi ya, hidup di dunia nyata tidaklah seperti dongeng. Hidup
ini keras, saa aku menginginkan untuk mendapatkan segala hal seperti yang aku
mau tapi aku tidak berusaha untuk bekerja dengan keras memantaskan diriku untuk
mendapatkannya.
Aku terlalu egois dan berambisi untuk mendapatkan cintanya. Aku
terlalu keras kepala untuk sekedar mendengarkan apa yang dia nasehatkan padaku.
Aku sungguh egois, dan aku kehilangannya.
Hati ini begitu sakit saat itu, saat aku tau dia lebih
memilih sahabatku dari pada aku. Aku begitu kecewa, marah dan sakit hati. Aku selalu
menyalahkan dan menyalahkan. Tidak pernah mengoreksi diriku sendiri.
Aku selalu menghapusnya dari pertemanan di facebookku agar
aku tak perlu mengetahui kabar darinya, tapi selalu setelah aku melakukannya
aku selalu saja merindukannya. Setiap hari aku selalu mencoba jadi penguntit di
akun social medianya hanya sekedar ingin tau apakah dia baik-baik saja. Apakah dia
sehat dan bahagia. Aku begitu mencintainya hingga aku tidak dapat mengontrol diriku sendiri.
Cinta ini begitu rumit, saat aku tau dia sudah mempunyai
kekasih yang jauh lebih baik dalam segalahal dari aku. Ya, aku selalu
membandingkan diriku dengan kekasihnya pada akhirnya. Aku menyesal, begitu
menyesal karena dia tidak lagi mencintaiku atau sekedar menanyakan bagaimana
keadaanku.
Dia telah berubah, dia menjadi semakin jauh dan jauh saja
dariku. Dan aku semakin merasa menyesal karena dulu aku begitu egois dan bodoh.
Aku ingin dia kembali padaku.
Tapi, mungkin Tuhan memang menakdirkan jalannya menjadi
seperti ini. Aku pun telah bersama dengan laki – laki lain yang mencintaiku apa
adanya. Tidak menuntutku dalam hal apa pun. Tapi entahlah, dia memang tak
tergantikan meskipun aku telah di campakkan.
Aku masih ingat pesan yang dia katakana padaku kalau mungkin
suatu hari nanti kami pasti bertemu kembali. Entahlah, tapi aku mempercayai
akan hari itu. Saat itu tiba, aku akan mengusahakan diriku untuk pantas bertemu
dengannya. Untuk pantas setidaknya berjabat tangan dengannya.
Aku mencintainya Tuhan, dan aku berharap dia juga
mencintaiku. Walau pun aku tau dia kini telah bahagia dengan kekasihnya yang
jauh lebih pantas berada disisinya dari pada aku. Tapi Tuhan, aku percaya
engkau maha baik dan maha pemurah, aku percaya atas segala keajaiban yang
pernah terjadi pada hamba dan apa yang akan terjadi pada hamba.
Saat ini, di hari yang cerah ini aku berjanji akan membuat
diriku menjadi lebih baik dan menjadi pantas untuk berada di sampingnya kelak. Jika
mungkin Engkau mengizinkan aku menjadi pendamping hidupnya, aku berjanji akan
memuliakan dia, menjadi pendamping yang sebaik baiknya dengan selalu membuat
dia tersenyum dan bahagia.
Jika engkau meridhoi cintaku ya Tuhan, tolong pertemukan
kami kembali dengan sebaik baiknya keadaan. Dan berikanlah cinta kasih atas
ridhoMu bagi kami berdua. Tolong juga Tuhan, jagalah dia selalu. Cukupkanlah rezekinya
dan berikanlah lindunganMu. Terimakasih :)