Halaman

Rabu, 11 September 2013

Kutipan : Vemale.com - Kegagalan Pernikahan

Bicara soal pernikahan, aku tak tahu mengapa wanita seperti punya deadline yang memaksa agar tak menunda pernikahan. Sekalipun mungkin di hatinya belum ada yang pas dan klik, wanita nekat saja mau menikah.
Demi apa? demi gengsi, demi status, demi ah entahlah... Aku sendiri rasanya malu menceritakannya.
Namun, itulah yang memang kualami. Hanya karena teman-temanku sudah menikah, aku jadi semangat ingin ikutan menikah. Padahal toh aku belum menemukan sosok yang klik.
Kekasihku saat ini tak cukup membuatku yakin bahwa aku mencintainya. Aku hanya memberikan kesempatan untuknya dan diriku menjalin hubungan, mencicipi apa itu namanya pacaran. Dan aku malah pernah berpikir untuk putus saja darinya. Tapi nyatanya tak terjadi.
Suatu kali, ia melamarku seperti di film-film di depan teman-temanku. Tak ingin dia malu, aku menerima lamaran itu. Bodohnya, aku membiarkan ia merencanakan pernikahanku dengannya dan menyatakan keinginannya itu pada kedua pihak keluarga.
***
Sudah dua bulan lamanya kami mempersiapkan pernikahan yang tak benar-benar kuinginkan. Rasanya jadi tersiksa sekalipun teman-teman bilang ini menyenangkan. Aku tak pernah menikmati bagaimana memburu gaun pengantin, memilih catering dan menu makanan, aku malah semakin ragu-ragu dan yakin untuk mundur.
Dan hari itulah kuputuskan, kubulatkan hatiku mengungkapkan hal itu padanya.
"Aku rasa bukan kamu orangnya. Kita harus membatalkan pernikahan ini," kataku membuat ia sangat marah dan terluka.
Tanpa menemuiku dan keluargaku lagi, ia membatalkan pernikahan kami. Mungkin aku sedikit merasa bersalah, tetapi jauh di lubuk hatiku aku merasa lega setelah berani mengungkapkan bahwa aku belum siap, bahwa mungkin memang aku tidak mencintainya.
Kau akan tahu kapan waktu itu datang. Kapan kau akan dengan senang hati menyerahkan hidupmu pada seorang pria untuk dibawa ke dalam pernikahan. Kau akan tahu itu...


http://www.vemale.com/inspiring/lentera/34805-kisah-mengharukan-pengakuan-mereka-yang-batal-menikah-5.html

aku mengutip artikel ini, karena kau merasa seperti inilah yang aku alami. hanya saja aku belum memutuskan untuk membatalkannya karena aku belum siap dengan kemarahan dia dan keluarganya.
bukan karena aku tidak tegas atau apa, tapi masalahnya jauh lebih rumit dari yang terlihat. karena tidak mudah juga mengatakan kalau dia belum klik denganku padahal semua tentang pernikahan yang akan kami jalani sudah di persiapkan.
apalagi ini bukan tentang aku dan dia saja tapi juga tentang keluarga kami. kami juga tnggal di rumah yang berdekatan. itu benar - benar tidak mudah.

entahlah, semoga Allah menunjukkan jalannya. :) karena aku percaya keajaiban itu ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar